BAB I
PENDAHULUAN
Evaluasi
sebagaimana kita lihat, adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk
menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan
menetapkan sejauhmana tingkat perubahan dalam pribadi siswa. Sedangkan padanan
kata evaluasi adalah assessment yang menurut Tardif (1989) berarti proses
penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan
kriteria yang elah ditetapkan. Dengan demikian selain kata evaluasi dan
assement tersebut ada pula kata lain yang searti dan relatif lebih masyhur
dalam dunia pendidikan yakni tes, ujian, dan ulangan. Dan istilah THB (Tes
hasil belajar) dan TPB (Tes prestasi belajar) yaitu alat-alat ukur yang banyak
digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proses belajar mengajar
atau untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah program pengajaran.
Sementara itu, istilah evaluasi
biasanya digunakan untuk menilai pembelajaran dan rajin serta aktifnya atas
segala aktifitas yang di program di sekolah atau di lembaga-lembaga yang
menjadi kegiatan para siswa sebelum atau sesudah akhir jenjang pendidikan,
seperti evaluasi belajar tahap akhir dan evaluasi belajar tahap akhir nasional
(EBTA dan EBTANAS). Dan juga penentuan segi-segi yang dijadikan dasar dalam
penilaian yang optimal, terutama sebagian dari segi tersebut tidak dapat di
evaluasi dengan cara objektif langsung dari satu sisi. Akan tetapi untuk sampai
pada penentuan sempurna bagi kecenderungan penilaian ini yaitu harus melakukan
proses evaluasi secara global atau menilai beberapa segi dalam bentuk
eksistensi komprehensi,yang sesungguhnya dapat menyusun deskripsi siswa, baik
secara kuantitatif maupun kualitatif, ayng kinerjanya dianggap nisbi, walaupun
begitu, guru yang piawai dan profesional akan tetap berusaha mencari kiat
evaluasi yang lugas, tuntas, dan meliputi seluruh kemampuan ranah cipta, rasa,
dan kerja siswa. Yang memungkinkan untuk menentukan tingkat kemajuan pengajaran
dan bagaimana berbuat baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang. Dari
data evaluation inilah diperoleh nilai:
- Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, yaitu pengukuran yang bersifat kuantitatif.
- menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk, yaitu penilaian yang bersifat kualitatif.
- mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas yakni mengukur dan menilai.
Tujuan dan
Fungsi Evaluasi dan Prestasi Belajar
Evaluasi dan Prestasi Belajar
mempunyai tujuan antara lain sebagai berikut:
- Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar para siswa angka-angka yang diperoleh dicantumkan sebagai laporan kepada orang tua, untuk kenaikan kelas, dan penentuan kelulusan para siswa.
- Untuk menenmpatkan para siswa ke dalam situasi belajar mengajar yang tepat dan serasi dengan tingkat kemampuan, minat, dan berbagai karakteristik yang dimiliki oleh setiap siswa.
- Untuk mengenal latar belakang siswa (psikologis, fisik, dan lingkungan), yang berguna baik dalam hubungan dengan tujuan kedua maupun untuk menentukan sebab-sebab kesulitan belajar para siswa, yang sehingganya dapat memberikan bimbingan dan penyuluhan pendidikan guna mengatasi kesulitan yang mereka hadapi.
- Sebagai umpan balik bagi guru yang pada gilirannya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan program remedial bagi para siswa.
Disamping memiliki tujuan, evaluasi
belajar juga memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
- Fungsi administratif untuk menyusun draft nilai dan pengisaan buku raport.
- Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.
- Fungsi diagnostic untuk mengidentifikasi kesulitan siswa dan merencanakan program remedial teaching (Pengajaran kebaikan).
- Sumber data BP untuk memasukkan data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan dan penyuluhan (BP).
- Bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang meliputi pengembangan kurikulum, metode dan alat-alat PBM
BAB
II
EVALUASI
A. PENGERTIAN EVALUASI
Secara harfiah kata
evaluasi berasal dari bahasa Inggris education; dalam bahasa Arab: At-Taqdir; dalam
bahasa Indonesia berarti penilaian.
Adapun
dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W.
Brown (1977) evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan
nilai dari sesuatu. Apabila definisi Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977)
digunakan untuk memberi definisi tentang evaluasi pendidikan, maka evaluasi
pendidikan itu dapat diberi pengertian sebagai suatu tindakan atau kegiatan
(yang dilaksanakan dengan maksud untuk) atau suatu proses (yang berlangsung
dalam rangka) menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan
(yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang terjadi di lapangan
pendidikan). Atau singkatnya evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses
penentuan nilai pendidikan sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Menurut
Guba dan Lincoln evaluasi merupakan suatu proses memberikan pertimbangan
mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan. Sesuatu yang
dipertimbangkan itu bisa berupa orang, benda, kegiatan atau keadaan tertentu.
dari konsep diatas ada dua hal yang menjadi karakteristik evaluasi. Pertama,
evaluasi merupakan suatu proses. Artinya, dalam suatu pelaksanaan evaluasi
mestinya terdiri dari beberapa macam tindakan yang harus dilakukan. Kedua,
evaluasi berhubungan dengan pemberian nilai atau arti. Artinya, evaluasi dapat menunjukan kualitas
yang dinilai.
Lembaga Administrasi Negara mengemukakan batasan
mengenai evaluasi pendidikan sebagai berikut:
Evaluasi
pendidikan adalah:
1)
Proses atau kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan
tujuan yang telah ditentukan;
2) Usaha untuk memperoleh informasi
berupa umpan balik bagi penyempurnaan pendidikan.
Bagan di bawah ini menunjukkan pada kita bahwa dalam proses penilaian dilakukan pembandingan antara informasi-informasi yang telah berhasil dihimpun dengan kriteria tertentu, untuk kemudian diambil keputusan atau dirumuskan kebijaksanaan tertentu. Kriteria atau tolak ukur yang di pegangi tidak lain adalah tujuan yang sudah ditentukan terlebih dahulu sebelum kegiatan pendidikan itu dilaksanakan.
Bagan di bawah ini menunjukkan pada kita bahwa dalam proses penilaian dilakukan pembandingan antara informasi-informasi yang telah berhasil dihimpun dengan kriteria tertentu, untuk kemudian diambil keputusan atau dirumuskan kebijaksanaan tertentu. Kriteria atau tolak ukur yang di pegangi tidak lain adalah tujuan yang sudah ditentukan terlebih dahulu sebelum kegiatan pendidikan itu dilaksanakan.
B. Ragam Evaluasi dan Prestasi Belajar
Ragam evaluasi ini, sangat penting pada
prinsipnya untuk dijadikan evaluasi hasil belajar yang merupakan kegiatan
berencana dan berkesinambungan, yakni mulai yang paling sederhana sampai yang
paling kompleks.
Ø
Pre-test dan Post-test
Pre-test, kegiatan ini atau aktifitas yang dilakukan
guru seara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi baru, tujuanna,
adalah untuk mengindentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan
disajikan. Sedangkan Post-test, adalah kebalikan dari pre-test yakni
kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi.
Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah
diajarkan.
Ø
Evaluasi Prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pre-test.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang
mendasari materi baru yang akan diajarkan.
Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian
sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu
yang belum dikuasai siswa, dan instrumen evaluasi jenis ini dititikberatkan
pada bahasan tertentu yang dipandang sebagai jalan ketika siswa mendapatkan
kesulitan.
Ø
Evaluasi Formatif
Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “Ulangan
umum” yang dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul,
tujuannya ialah untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi
diagnostic, yakni untuk mendiagnosis (mengetahui penyakit/kesulitan) kesulitan belajar
siswa.
Ø
Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif ini, dan juga dapat dianggap
sebagai “Ulangan umum” yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau
prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran
evaluasi ini, lazim dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun
ajaran.
Ø
Ujian Akhir Nasional (UAN)
Ujian Akhir Nasional (UAN) yang dulu disebut EBTANAS
(Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional) pada prinsipnya sama dengan evaluasi
sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa, namun UAN yang
diberlakukan mulai tahun 2002 itu dirancang untuk siswa yang telah menduduki
kelas tertinggi pada suatu jenjang SD/MI, SLTP/MTs, dan sekolah-sekolah
menengah, yakni SMA dan sebagainya.
Ø
Indikator Prestasi Belajar
Pada prinsipnya indikator prestasi belajar merupakan
faktor pengungkapan hasil belajar ideal logis yang harus di data sesuai dengan
ukuran yang diperoleh siswa, yaitu dalam menggunakan alat dan kiat evaluasi
yang dipandang tepat dan valid. Dalam hal ini perubahan sangat penting dan
diharapkan dan mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa,
baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.
Adapun komponitas yang mempengaruhi prestasi belajar
sebagai berikut :
v
Faktor intern
Faktor intern yaitu berkaitan dengan perkembangan dan
keadaan jasmani, baik kesehatan, kekuatan belajar, konsentrasi belajar,
kemampuan panca indera, sebagaimana yang dinyatakan oleh Sujanto “Semakin
banyak alat indera yang berfungsi, semakin banyak pesan yang dapat ditangkap.
v
Faktor Ekstern
Faktor Eksteren yaitu faktor dari luar individu yang
terdiri dari faktor sosial dan faktor non sosial. Faktor sosial meliputi
kepribadian guru, status sosial anak, situasi sosial ekonomi dan kontak dengan
orang tua.
C. TUJUAN EVALUASI PENDIDIKAN
1.
Tujuan umum
Secara umum, tujuan
evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua, yaitu :
a.
Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti
mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang di alami oleh para peserta
didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu
tertentu. dengan kata lain tujuan umum dari evaluasi dalam pendidika adalah
untuk memperoleh data pembuktian, yang akan menjadi petunjuk sampai di mana
tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapaian
tujuan-tujuan kurikuler, setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam
jangka waktu yang telah ditentukan.
b.
Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pembelajaran yang telah
di pergunakan dalam prses pembelajaran.tujuan kedua dari evaluasi pendidikan
adalah untuk mengukur dan menilai sampai dimanakah efektivitas mengajar dan
metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh pendidik,
serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik.
2.
Tujuan khusus
Tujuan
khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah :
a.
Untu merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. Tanpa
adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada diri
peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.
b.
Untuk mencari dan menemukan factor-faktor penyebab keberhasilan dan
ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga
dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.
D. FUNGSI EVALUASI
PENDIDIKAN
Secara
umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki
tiga macam fungsi pokok yaitu:
a.
Mengukur kemajuan
b.
Menunjang penyusunan rencana
c.
Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali
Seperti
telah di kemukakan dalam pembicaraan terdahulu, evaluasi adalah kegiatan atau
proses untuk mengukur dan selanjutnya menilai, sampai dimanakah tujuan yang
telah dirumuskan sudah dapat dilaksanakan. Apabila tujuan yang telah dirumuskan
itu direncanakan untuk dicapai secara bertahap, maka dengan evaluasi yang
berkesinambungan akan dapat di pantau, tahapan manakah yang sudah dapat di
selesaikan, tahapan manakah yang berjalan dengan mulus, dan mana pula tahapan
yang mengalami kendala dalam pelaksanaannya. Walhasil dengan evaluasi terbuka
kemungkinan bagi evaluator untuk mengukur seberapa jauh atau seberapa besar
kemajuan atau perkembangan program yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah dirumuskan.
Setidak-tidaknya ada dua macam kemungkinan hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi; yaitu:
1) Hasil evaluasi itu ternyata menggembirakan, sehingga dapat memberikan rasa lega bagi evaluator, sebab tujuan yang telah ditentukan dapat di capai sesuai dengan yang direncanakan
2) Hasil evaluasi ternyata tidak menggembirakan atau bahkan mengkhawatirkan, dengan alasan bahwa adanya penyimpangan-penyimpangan, hambatan dan kendala, sehingga mengharuskan evaluator bersikap waspada. Ia perlu memikirkan dan dan melakukan pengkajian ulang terhadap rencana yang telah disusun atau mengubah dan memperbaiki cara pelaksanaannya. Berdasar data hasil evaluasi itu selanjutnya dicari metode-metode lain yang dipandang lebih tepat dan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan. Sudah barang tentu perubahan-perubahan itu membawa dampak atau konsekuensi berupa perencanaan ulang (re-plening). Dengan demikian dapat di katakan bahwa evaluasi itu memiliki fungsi: menunjang penyusunan rencana.
Setidak-tidaknya ada dua macam kemungkinan hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi; yaitu:
1) Hasil evaluasi itu ternyata menggembirakan, sehingga dapat memberikan rasa lega bagi evaluator, sebab tujuan yang telah ditentukan dapat di capai sesuai dengan yang direncanakan
2) Hasil evaluasi ternyata tidak menggembirakan atau bahkan mengkhawatirkan, dengan alasan bahwa adanya penyimpangan-penyimpangan, hambatan dan kendala, sehingga mengharuskan evaluator bersikap waspada. Ia perlu memikirkan dan dan melakukan pengkajian ulang terhadap rencana yang telah disusun atau mengubah dan memperbaiki cara pelaksanaannya. Berdasar data hasil evaluasi itu selanjutnya dicari metode-metode lain yang dipandang lebih tepat dan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan. Sudah barang tentu perubahan-perubahan itu membawa dampak atau konsekuensi berupa perencanaan ulang (re-plening). Dengan demikian dapat di katakan bahwa evaluasi itu memiliki fungsi: menunjang penyusunan rencana.
Evaluasi
yang dilaksanakan secara berkesinambungan, akan membuka peluang bagi evaluator
untuk membuat perkiraan, apakah tujuan yang telah dirumuskan akan dapat di
capai pada waktu yang telah di tentukan,ataukah tidak. Apabila berdasar data
hasil evaluasi itu diperkirakan bahwa tujuan tidak akan dapat di capai sesuai
dengan rencana, maka evaluator akan berusaha untuk mencari dan menemukan
factor-faktor penyebabnya, serta mencari dan menemukan jalan keluar atau
cara-cara pemecahannya. Bukan tidak mungkin, bahwa atas dasar data hasil evaluasi
itu evaluator perlu mengadakan perubahan-perubahan, penyempurnaan-penyempurnaan
yang menyangkut organisasi, tata kerja, atau mungkin juga perbaikan terhadap
tujuan organisasi itu sendiri. Jadi, kegiatan evaluasi pada dasarnya juga di
maksudkan untuk melakukan perbaikan atau penyempurnaan usaha.
Adapun
secara khusus, fungsi evaluasi dalam dunia pendidikan dapat ditillik dari tiga
segi, yaitu:
a. Segi psokologis
a. Segi psokologis
b.
Segi didaktik
c.
Segi administratif.
Secara
psikologis, kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan di sekolah dapat disoroti
dari dua sisi. Yaitu dari sisi peserta didik dan dari sisi pendidik.
Bagi
peserta didik, evaluasi pendidikan secara psikologis akan memberikan pedoman
atau pegangan batin kepada mereka untuk mengena kapasitas dan status dirinya
masing-masing ditengah-tengah kelompok atau kelasnya. Dengan dilakukannya
evaluasi hasil belajar siswa misalnya, maka para siswa akan mengetahui apakah
dirinya termsuk siswa yang berkemampuan tinggi, berkemampuan rata-rata, ataukah
berpengetahuan rendah.
Bagi
pendidik, evaluasi pendidikan akan memberikan kepastian atau ketetapan hati
kepada diri peserta tersebut. Sedah sejauh manakah kiranya usaha yang telah
dilakukannya selama ini telah membawa hasil, sehingga ia secara psikologis
memiliki pedoman atau pegangan batin yang pasti guna menentukan langkah-langkah
apa saja yang di pandang perlu dilakukan selanjutnya.
Misalnya
dengan menggunakan metode-metode mengajar tertentu, hasil-hasil belajar siswa
telah menunjukkan adanya peningkatan daya serap terhadap materi yang telah
diberikan kepada para siswa tersebut; karena itu atas dasar hasil evaluasi
tersbut penggunaan metode mengajar tadi akan terus dipertahankan. Begitupun
sebaliknya.
Bagi
peserta didik, secara didaktik evaluasi pendidikan akan dapat memberikan
dorongan (motivasi) kepada mereka untuk dapat memperbaiki, meningkatkan dan
mempertahankan prestasinya.
Bagi pendidik, secara didaktik evaluasi pendidikan itu setidak-tidaknya memiliki lima macam fungsi, yaitu:
Bagi pendidik, secara didaktik evaluasi pendidikan itu setidak-tidaknya memiliki lima macam fungsi, yaitu:
1.
Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah di capai
oleh peserta
didiknya
2. Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing peserta
2. Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing peserta
didik
di tengah-tengah kelompoknya.
3.
Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status
peserta didik.
4. Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang
4. Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang
memang
memerlukannya.
5.
Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah di
tentukan
telah dapat dicapai.
Adapun
secara administrative, evaluasi pendidikan setidak-tidaknya memiliki tiga macam
fungsi, yaitu:
1.
Memberikan laporan
2.
Memberikan bahan-bahan keterangan (data)
3.
Memberikan gambaran
Menurut
Wina Sanjaya dalam bukunya Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran ada
bberapa fungsi evaluais, yakni :
a.
Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi siswa.
b.
Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam
menguasai tujuan yang telah ditentukan.
c.
Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum.
d. Informasi dari hasil evaluasi dapat digunkan oleh siswa untuk mengambil keputusan secara individual khususnya dalam menentukan masa depan sehubungan dengan pemilihan bidang pekerjaan.
e. Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum dalam menentukan kejelasan tujuan khusus yang ingin dicapai.
d. Informasi dari hasil evaluasi dapat digunkan oleh siswa untuk mengambil keputusan secara individual khususnya dalam menentukan masa depan sehubungan dengan pemilihan bidang pekerjaan.
e. Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum dalam menentukan kejelasan tujuan khusus yang ingin dicapai.
f.
Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik untuk semua pihak yang berkepentingan
dengan pendidikan di sekolah.
E. JENIS-JENIS EVALUASI
Klasifikasi
atau penggolongan evaluasi dalam bidang pendidikan sangat beragam. Sangat
beragamnya pengklasifikasian atas evaluasi pendidikan itu disebabkan karena
sudut pandang yang saling berbeda dalam melakukan pengklasifikasian tersebut.
Salah satu cara pengklasifikasian terhadap evaluasi pendidikan itu adalah
dengan jalan membedakan evaluasi pendidikan tersebut atas tiga kategori, yaitu:
1.
Klasifikasi evaluasi yang didasarkan pada fungsi evaluasi dalam proses
pendidikan.
Dilihat dari segi fungsi yang dimiliki maka evaluasi dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
a. Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebuthuan psikologis
b. Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan didaktik
c. Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebuutuhan administrative.
2. Klasifikasi evaluasi pendidikan yang didasarkan pada pemanfaatan informasi yang bersumber dari kegiatan evaluasi itu sendiri.
Dilihat dari segi fungsi yang dimiliki maka evaluasi dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
a. Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebuthuan psikologis
b. Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan didaktik
c. Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebuutuhan administrative.
2. Klasifikasi evaluasi pendidikan yang didasarkan pada pemanfaatan informasi yang bersumber dari kegiatan evaluasi itu sendiri.
Dalam
kaitannya dengan pengambilan keputusan pendidikan, evaluasi dalam bidang
pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu:
a.
Evaluasi pendidikan yang mendasarkan diri pada banyaknya orang yang terlibat
dalam pengambilan keputusan pendidikan.
Evaluasi
jenis ini dapat dibedakan menjadi dua golongan:
1)
Evaluasi pendidikan dalam rangka pengambilan keputusan pndidikan yang bersifat
individual.
Yang dimaksud dengan keputusan pendidikan yang bersifat individual adalah keputusan-keputusan pendidikan yang dibuat oleh individu-individu yang secara langsung hanya menyangkut individu tertentu. contoh keputusan rektor untuk membebaskan seorang mahasiswa dari kewajiban membayar SPP karena mahasiswa tersebut setelah di evaluasi ternyata adalah mahasiswa terbaik.
Yang dimaksud dengan keputusan pendidikan yang bersifat individual adalah keputusan-keputusan pendidikan yang dibuat oleh individu-individu yang secara langsung hanya menyangkut individu tertentu. contoh keputusan rektor untuk membebaskan seorang mahasiswa dari kewajiban membayar SPP karena mahasiswa tersebut setelah di evaluasi ternyata adalah mahasiswa terbaik.
2)
Evaluasi pendidikan dalam rangka pengambilan keputusa pedidikan yang bersifat
institusional. Maksudnya adalah keputusan pendidikan yang dibuat oleh lembaga
pendidikan tertentu ditujukan untuk orang banyak.
b.
Evaluasi pendidikan yang mendasarkan diri pada jenis atau macamnya keputusan
pendidikan.
Berdasarkan klasifikasi ini, maka evaluasi pendidikan dibedakan menjadi empat golongan, yaitu :
Berdasarkan klasifikasi ini, maka evaluasi pendidikan dibedakan menjadi empat golongan, yaitu :
1)
Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka pengambilan keputusan yang
bersifat didaktik. Contoh keputusan mengenai keharusan bagi murid kelas VI yang
akan mengikuti UN unuk mengikuti les tambahan. Keputusan ini diambil setelah
memperhatikan hasil evaluasi belajar yang rendah.
2)
Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka pengambilan keputusan yang
bersifat bimbingan dan penyuluhan. Contoh keputusan untuk menyelenggarakan
ceramah keagamaan secara rutin seperti ceramah mengenai kenakalan remaja.
3)
Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka pengambilan keputusan yang
bersifat administrative. Contoh penentuan siswa yang dapat dinyatakan naik
kelas atau tinggal kelas dengan mendasarkan diri pada nilai-nilai hasil belajar
yang tercantum dalam buku rapor.
4) Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan penelitian ilmiah atau riset. Contoh sebuah perguruan tinggi mengdakan riset tentang evaluasi dalam rangka mengatahui kualitas tes seleksi penerimaan calon mahasiswa baru, terutama dari segi validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian tersebut selanjutnya digunakan untuk memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutu tes seleksi itu.
3. Evaluasi pendidikan yang dilatar belakangi oleh pertanyaan dimana atau pada bagian manakah evaluasi itu dilaksanakan dalam rangka proses pendidikan.
4) Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan penelitian ilmiah atau riset. Contoh sebuah perguruan tinggi mengdakan riset tentang evaluasi dalam rangka mengatahui kualitas tes seleksi penerimaan calon mahasiswa baru, terutama dari segi validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian tersebut selanjutnya digunakan untuk memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutu tes seleksi itu.
3. Evaluasi pendidikan yang dilatar belakangi oleh pertanyaan dimana atau pada bagian manakah evaluasi itu dilaksanakan dalam rangka proses pendidikan.
Dari
klasifikasi ini dapat dibedakan menjadi dua gologan:
a.
Evaluasi formatif, yaitu evaluasi
yang dilaksanakan ditengah-tengah atau pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran.
b.
Evaluasi sumatif, yaitu evaluasi yang
dilaksanakan seelah seluruh unit pelajaran selesai diajarkan.
F. RUANG LINGKUP EVALUASI PENDIDIKAN
Secara
umum ruang lingkup dari evaluasi dalam bidang pendidikan di sekolah mencakup
tiga komponen utama yaitu :
1. Evaluasi program pengajaran
Evaluasi
atau penilaian terhadap program pengajaran akan mencakup tiga hal, yaitu:
a. Evaluasi terhadap tujuan pengajaran
a. Evaluasi terhadap tujuan pengajaran
b.
Evaluasi terhdap isi program pngajaran
c.
Evaluasi terhadap strategi belajar mengajar.
2. Evaluasi proses pelaksanaan pengajaran
Evaluasi
mengenai proses peaksanaan pengajaran akan mencakup :
a.
Kesesuaian antara proses belajar mengajar yang berlangsung, dengan garis-garis
besar program
pengajaran
yang telah ditentukan.
b.
Kesiapan guru dalam melaksanakan program pengajaran.
c.
Kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
d.
Minat atau perhatian siswa didalam mengikuti pelajaran.
e.
Keaktifan atau partisipasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
f.
Peranan bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa yang memerlukannya.
g.
Komunikasi dua arah antara guru dan murid selama proses pembelajaran
berlangsung
h.
Pemberian dorongan atau motivasi terhadap siswa.
i.
Pemberian tugas-tugas kepada siswa dalam rangka penerapan teori-teori yang
diperoleh didalam
kelas
dan upaya menghilangkan dampak negatif yang timbul sebagai akibat dari
kegiatan-
kegiatan
yang dilakukan di sekolah.
3. Evaluasi hasil belajar
Evaluasi
terhadap hasil belajar peserta didik ini mencakup:
a.
Evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan
khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran yang bersifat
terbatas.
b.
Evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan-tujuan umum
pengajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi
sangat diperlukan dalam berbagai hal terutama dalam bidang pendidikan. Evaluasi
dipergunakan untuk memperoleh suatu hasil maksimal.
Aktivitas belajar perlu diadakan evaluasi, hal ini penting karena dengan
evaluasi kita dapat mengetahui apakah tujuan belajar yang telah ditetapkan
dapat tercapai atau tidak. Melalui eavaluasi dapat diketahui kemajuan-kemajuan
belajar yang dialami oleh anak, dapat ditetapkan keputusancpenting mengenai apa
yang telah diperoleh dan diketahui anak serta dapat merencanakan apa yang seharusnya
dilakukan pada tahap berikutnya.
Hasil belajar ideal meliputi segenap psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa namun pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid sangat sulit. Hal itu disebabkan perubahan hasil belajar itu yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.
Hasil belajar ideal meliputi segenap psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa namun pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid sangat sulit. Hal itu disebabkan perubahan hasil belajar itu yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Daryanto. Evaluasi
Pendidikan. PT. Rineka Cipta. 2005
2. Hana, Mahmud
Ahia. Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan II. PT. Bulan Bintang. 1978
3. Hamalik,
Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. PT. Bumi
Aksara. 2000
4. Syah,
Muhibbin. Psikologi Pendiiakan dengan Pendekatan Baru. PT. Remaja
Rosdakarya. 1997
5. Syah,
Muhibbin. Psikologi Belajar. PT. Raja Grafindo Persada. 2006
6.
Sholihin, Muchlis. Buku Ajar
Psikologi Belajar PAI. STAIN Pamekasan Press. 2006
7. Sudijono,
Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :PT Raja Grafindo Persada.
8. Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada
media
Group.
8. Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada
0 komentar:
Posting Komentar